Donderdag 16 Mei 2013

Efek Kurang Tidur Malam

Efek Kurang Tidur Malam

Tidur malam yang cukup bukan cuma mengembalikan energi tetapi juga berpengaruh pada emosi positif. Efek kurang tidur pada wanita ternyata lebih berat, baik mental atau pun fisik, dibanding pada pria.
Kaum wanita diketahui memang membutuhkan waktu tidur lebih panjang dibandingkan pria. Sayangnya, kebanyakan wanita sulit mendapat tidur yang cukup. 
Wanita yang kurang tidur cenderung lebih gampang tersinggung dan uring-uringan. Selain itu, kurang tidur juga akan meningkatkan risiko penyakit jantung, depresi, bahkan penyumbatan darah. 

Penelitian juga menunjukkan wanita yang kualitas tidurnya buruk cenderung memiliki penanda inflamasi lebih tinggi. Penanda inflamasi juga terkait erat dengan risiko penyakit jantung dan nyeri. Itu sebabnya wanita yang kurang tidur sering merasa nyeri saat mereka bangun.
Sebaliknya, pada pria efek kurang tidur tidak seberat yang dirasakan wanita. Dalam studi yang dilakukan peneliti dari Duke University, North Carolina, pria yang kurang tidur tidak menunjukkan gejala penyakit. 
"Kami menemukan kaum wanita cenderung lebih depresi, memiliki rasa marah lebih tinggi, dan gampang tersinggung di pagi hari jika malam sebelumnya mereka kurang tidur," kata Dr.Michael Breus, pakar tidur. 
Jika seorang wanita merasa tidak bisa tidur dengan baik di malam hari, Breus menyarankan agar mereka meluangkan waktu tidur siang. Tidur siang 25 menit - 90 menit akan optimal untuk mengembalikan energi dan mood. Tidur lebih lama dari waktu tersebut justru membuat waktu terpejam di malam hari lebih sulit.
Para ahli percaya kaum wanita membutuhkan waktu tidur 20 menit lebih lama dari para pria. Ini karena otak wanita punya kemampuan mengerjakan banyak hal (multi-tasking). 
"Fungsi utama tidur adalah memulihkan dan perbaikan sel-sel otak," kata Jim Horne, direktur penelitian tidur dari Loughborough University. 
Saat kita tidur, bagian otak yang berkaitan dengan pikiran, bahasa, memori, dan sebagainya, masuk ke dalam periode perbaikan. 
"Makin banyak Anda menggunakan otak di siang hari, makin banyak waktu pemulihan yang dibutuhkan. Ini berarti waktu tidur pun harus lebih lama," katanya.
Nah, kaum wanita diketahui memiliki "tugas" lebih banyak dibanding pria, sehingga mereka juga menggunakan otaknya lebih keras. Itu sebabnya mereka butuh waktu tidur lebih lama. 
"Namun pria yang pekerjaannya mengharuskan mereka banyak berpikir dan membuat keputusan juga butuh waktu tidur lebih lama dibanding rata-rata. Tapi tetap tak sebanyak wanita," katanya.




SUMBER:

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking