Maandag 09 September 2013

Akuntansi Persediaan



Akuntansi Persediaan
A.  Pengertian
Prinsip akuntansi Indonesia Bab IV Ps. 2.4.1 menyebutkan bahwa:
Istilah persediaan digunakan untuk menyatakan barang yang:
-       Tersedia untuk dijual (barang dagangan/jasa).
-       Masih dalam proses produksi untuk diselesaikan, kemudian dijual (barang dalam proses pengolahan).
-       Akan dipergunakan untuk produksi barang-barang jadi yang akan dijual (bahan baku dan bahan pembantu) dalam rangka kegiatan normal perusahaan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah barang yang dimiliki untuk djual kembali atau diproses kemudian dijual kembali. Sedangkan barang yang dimiliki tetapi untuk dipakai sendiri (seperti supplies dan bahan habis pakai ) tidak termasuk dalam pengertian persediaan.

Jenis-jenis persediaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan tergantung dari jenis usaha perusahaan yang bersangkutan, seperti:
a.    Perushaan dagang mempunyai satu jenis persediaan, yaitu persediaan barang dagang.
b.    Perusahaan industri mempunyai beberapa jenis persediaan, yaitu:
1.    Bahan baku dan bahan pembantu, adalah bahan yang dibeli dengan tujuan untuk diproses lebih lanjut menjadi bahan jadi.
2.    Barang dalam prose, adalah bahan yang sudah dimasukkan ke dalam suatu proses produksi , tetapi belum selesai di olah.
3.    Barang jadi, adalah produk selesai yang dihasilkan dari suatu proses dan siap untuk dijual.
c.    Perusahaan jasa tidak mempunyai persediaan.

B.  Peranan Persediaan Dalam Menetapkan Pendapatan
Persediaan memengan peranan yang sangat penting untuk menentukan hasil usaha/pendapatan dalam suatu periode, karena perhitungan Pendapatan/Laba-Rugi tidak hanya sekedar membandingkan antara penjualan dengan pembelian, tetapi antara penjualan dengan harga perolehannya.
Sedangkan untuk mengetahui harga perolehan (harga pokok barang yang terjual) harus diketahui terlebih dahulu jumlah pembelian bersih persediaan pada awal periode dan akhir periode akuntansi.
Mengingat besarnya pengaruh persediaan dalam menetapkan pendapatan (laporan Laba/Rugi) maupun dalam neraca, maka perlu adanya sistem/metode pencatatan dan sisitem penilaian yang baik terhadap persediaan.

C.  Sistem Pencatatan
Ada dua sistem/metode untuk mencatat transaksi-transaksi yang mempengaruhi nilai persediaan.
1.    Sistem periodik (periodical system/physical system)
Dalam cara ini pencatatan persediaan hanya dilakukan pada akhir periode akuntansi (pada saat menyusun laporan keuangan).
Penilaian persediaan dilakukan dengan mengadakan perhitungan secara fisik. Sedangkan pada waktu terjadi pembelian atau penjualan tidak dicatat dalam rekenig pembelian dan rekening penjualan.
2.    Sistem permanen/terus menerus (perpetual system)dalam cara ini pencatatan atas persediaan dilakukan secara kontinyu/terus menerus, yaitu setiap terjadi transaksi yang mempengaruhi persediaan dicatat pula dalam rekening persediaan.

D.  Metode Penilaian
Ada beberapa metode untuk menetapkan besarnya persediaan pada akhir periode akuntansi, antara lain:

1.    Metode penilaian persediaan berdasarkan harga perolehan
Dalam metode ini nilai persediaan sama dengan harga perolehannya. Untuk menetapkan nilai persediaan akhir dapat dilakukan dalam sisitem pencatatan secara periodik (fisik) maupun sistem permanen (perpetual).

1.1.     Menurut sistem periodik terdapat beberapa cara, seperti berikut:
a.    Metode tanda pengenal khusus (specific identifiation method)
Yaitu memberi tanda-tanda khusus yang sama untuk setiap barang yang harga perolehannya sama, sehingga pada waktu mengadakan inventarisasi dikelompokkan menurut tandanya kemudian dihitung jumlahnya.
b.    Metode masuk pertama keluar pertama/MPKP/FIFO
Yaitu adanya anggapan bahwa persediaan/pembelian pertama dijual lebih dulu, sehingga saldo (persediaan akhir) dinilai menurut pembelian yang terakhir.
c.    Metode masuk terakhir keluar pertama/MTKP/LIFO
Yaitu adanya anggapan bahwa setiap penjualan dinilai menurut harga beli yang terakhir, sehingga saldo (persediaan akhir) dinilai menurut pembelian pertama/persediaan awal.
d.   Metode rata-rata tertimbang/weighted method
Yaitu persediaan dinilai menurut harga rata-rata dari jumlah barang yang diperoleh atau dibeli.
2.    Metode Nilai Pengganti (replecement cost)
     Dalam metode ini besarnya persediaan tidak selalu sama dengan harga perolehanya, tetapi sesuai dengan prinsip akuntansi (konservatisme) jika ternyata harga pasar lebih rendah, maka persediaan harus dicatat sebesar nilai penggantinya(sebesar harga pasar). Karena persediaan dicatat dibawah harga perolehannya, maka untuk penurunan nilai tersebut harus dibuat jurnal penyesuaiannya.
Penerapan metode nilai terendah antara harga perolehan dengan harga pasar dapat dilakukan berdasarkan:
a.    Setiap jenis barang
b.    Masing-masing bagian atau kelompok
c.    Total seluruh persediaan

3.    Metode Penilaian Secara Taksiran
Metode ini digunakan jika:
a.    Tidak ada data lengkap menegnai persediaan, catatan perpetual dan sebagaiannya.
b.    Terjadi kebakaran atau musibah lain yang menyulitkan untuk menentukan nilai persediaan secara tepat, sehingga perlu adanya taksiran yang mendekati kenyataan.
c.    Untuk menentukan keadaan persediaan secara berkala (setiap minggu atau setiap bulan).
Ada dua cara atau metode yang dapat digunakan dalam menaksir besarnya nilai persediaan, yaitu metode harga eceran dan metode laba bruto.
3.1.   Metode harga eceran (retail inventory method)
Metode ini didasarkan atas konsep adanya hubungan yang dekat dan konstan antara harga perolehan barang dengan harga jualnya.
Langkah-langkah untuk menentukan nilai persediaan adalah:
a.    Menetapkan harga eceran/harga jual.
b.    Menetapkan rasio/perbandingan antara harga perolehan barang yang tersedia untuk dijual dengan harga ecerannya.
c.    Menetapkan persediaan akhir menurut harga eceran, yaitu barang yang tersedia untuk dijual menurut harga eceran dikurangi penjualan.
d.   Menetapkan nilai persediaan berdasarkan prosentase rasio harga perolehan terhadap harga eceran.
3.2.    Metode Laba Bruto
Dalam metode ini prosentase laba bruto terhadap penjualan didasarkan atas laporan keuangan tahun sebelumnya.
Langkah-langkah untuk menetukan nilai persediaan adalah sebai berikut:
a.    Menetapkan % laba bruto
b.    Menghitung barang yang tersedia untuk dijual berdasarkan harga perolehannya.
c.    Mentapkan harga perolehan barang yang dijual yaitu penjualan bersih yang dikurangi laba bruto.
d.   Menentukan nilai persediaan yaitu barang yang tersedia untuk dijual dikurangi harga perolehan barang yang dijual.


Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking